Penjualan kendaraan listrik terus mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini berkat peran penting AI dalam industri otomotif Indonesia.
Menurut data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan kendaraan listrik mencapai lebih dari 17 ribu unit sepanjang tahun 2023, meningkat 65,22% dari tahun ke tahun.
Tak heran jika kendaraan listrik kini menjadi pemandangan umum, dengan semakin banyak mobil yang terhubung ke stasiun pengisian baterai di berbagai lokasi.
World Economic Forum menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk memproduksi 13 juta sepeda motor listrik dan 2,2 juta mobil listrik hingga tahun 2030.
Dengan cadangan nikel yang melimpah, Indonesia siap memainkan peran penting dalam rantai pasokan baterai global.
Beberapa produsen mobil telah melangkah lebih jauh dalam fase transisi ini. Walter Mertl, Chief Financial Officer BMW, mengungkapkan bahwa penjualan mobil listrik kini telah melampaui mobil dengan sistem pembakaran internal. Namun, setiap produsen dan wilayah memiliki kecepatan perubahan yang berbeda.
Dengan lebih dari 100 juta baris kode dan lebih dari 1.000 chip semikonduktor, digitalisasi dan komputerisasi di mobil mengalami perubahan besar dan terus berkembang.
Kendaraan otonom saat ini diperkirakan memiliki lebih dari 300 juta baris kode, dan satu kendaraan listrik membutuhkan sekitar 3.000 chip.
Perkembangan terbaru menunjukkan mobil seperti Volkswagen yang dilengkapi teknologi asisten suara IDA kini memiliki ChatGPT, sementara BMW bermitra dengan Amazon untuk memperkenalkan model bahasa besar (LLMs) pada Intelligent Personal Assistant BMW.
“Masih terlalu dini untuk mengatakan bagaimana AI generatif akan mengubah interaksi antara pengemudi, mobil, dan lingkungannya dalam jangka panjang. Namun, kita akan melihat penggunaan dan pengalaman baru yang lebih canggih,” kata Eric Ananda, Country Lead Indonesia, Zebra Technologies.
Pengemudi dapat memanfaatkan asisten AI untuk merencanakan perjalanan, mengatur pengingat, mencari lokasi parkir, berbagi status perjalanan, menampilkan update rute secara real time, dan memberikan rekomendasi.
Bahkan, AI dapat membantu memesan kopi atau makan siang yang siap diambil di drive-thru perhentian berikutnya.
Penerapan AI generatif dalam kendaraan menandakan pertumbuhan AI sebagai penggerak nilai dalam manufaktur otomotif.
Produsen mobil dapat memanfaatkan AI untuk memenuhi standar kualitas dan kepatuhan, serta meningkatkan pengalaman pekerja di pabrik.
Deep learning, yang meniru jaringan saraf manusia, digunakan oleh produsen otomotif untuk memenuhi persyaratan inspeksi visual yang sulit dipenuhi oleh alat tradisional.
Meskipun memiliki tantangan klasik seperti waktu pelatihan, biaya, interoperabilitas, pemeliharaan, dan penanganan kasus kompleks, deep learning menawarkan solusi yang lebih canggih.
Menurut laporan AI Machine Vision in the Automotive Industry Benchmark Report, 56% pemimpin bisnis di industri otomotif Inggris dan 43% di Jerman menggunakan deep learning dalam proyek machine vision mereka.
Meskipun masih ada yang belum menggunakan AI, banyak yang tertarik dan mencari cara untuk mengadopsinya.
“Deep learning machine vision menjamin tingkat akurasi, kualitas, dan kepatuhan yang sebelumnya tidak dapat dicapai, menyatukan engineer, programmer, dan ilmuwan data dengan alat deep learning baru untuk produksi mobil modern,” tambah Eric Ananda.
Deep learning machine vision juga digunakan dalam produksi semikonduktor yang menuntut, termasuk inspeksi wafer, penyelarasan pola, dan verifikasi perakitan. Hal ini mendukung upaya elektrifikasi industri kendaraan listrik.
Dengan tantangan dalam merekrut dan mempertahankan pekerja terampil, alat deep learning siap pakai menjadi solusi penting.
Optical character recognition (OCR) deep learning, misalnya, dilengkapi dengan jaringan neural yang sudah dilatih, memungkinkan aplikasi OCR yang kuat tanpa memerlukan keahlian machine vision.
Dalam lima tahun mendatang, 33% pengambil keputusan industri otomotif di Inggris dan 29% di Jerman berencana mengotomatisasi lebih dari setengah proses inspeksi visual mereka menggunakan machine vision modern.
AI, baik deep learning maupun AI generatif, menjadi penggerak nilai bagi konsumen dan engineer di pabrik, meningkatkan visibilitas aset, keterampilan pekerja, dan peluang otomatisasi tugas-tugas berulang dan kompleks.
Tim engineer yang terampil dapat fokus pada strategi dan operasional manufaktur, mempersiapkan industri untuk transisi masa depan.
Baca berita terbaru hari ini seputar MotoGP, Moto2, Moto3, F1 dan Otomotif di GPNesia.com melalui Google News + Facebook