Marc Marquez dan Fabio Quartararo, dua pembalap MotoGP ternama, baru-baru ini membuat gebrakan dengan keputusan karir mereka yang bertolak belakang.
Di tengah performa pabrikan Jepang yang kurang memuaskan, mereka memilih jalan yang berbeda untuk mencapai tujuan: gelar juara dunia MotoGP.
Marquez, sang juara dunia enam kali, memilih untuk meninggalkan Honda, tim yang telah mengantarkannya ke puncak kejayaan, dan bergabung dengan Gresini Ducati.
Keputusan ini di dorong oleh keinginannya untuk menunggangi motor yang lebih kompetitif dan meraih gelar ketujuh yang diimpikannya.
Di sisi lain, Quartararo, sang juara dunia 2021, memutuskan untuk tetap bersama Yamaha meskipun diiming-imingi tawaran menarik dari Aprilia. Kesetiaannya dihargai Yamaha dengan kontrak bergaji tertinggi di MotoGP.
Perbedaan pilihan ini mencerminkan situasi berbeda dalam karir mereka. Marquez, di usia 31 tahun dengan riwayat cedera yang panjang, sadar bahwa ini adalah momen krusial untuk menyelamatkan karirnya.
Ia membutuhkan perubahan dan Ducati menawarkan peluang tersebut.
Sementara Fabio Quartararo, yang masih berusia 24 tahun, memiliki lebih banyak waktu untuk menapaki karirnya.
Ia memilih untuk mempercayai proyek Yamaha dan bertaruh pada masa depan bersama pabrikan yang telah mengantarkannya meraih gelar.
Keputusan Quartararo untuk bertahan di Yamaha juga didasari oleh keyakinannya pada rencana pengembangan yang ambisius. Bocoran tentang “perubahan masif” dan “proyek besar” dari Yamaha di masa depan menjadi daya tarik baginya.
Baik Honda maupun Yamaha sama-sama diuntungkan dengan konsesi yang diberikan MotoGP di tahun ini. Hal ini memberi mereka kesempatan untuk mengejar ketertinggalan dari pabrikan Eropa.
Honda, yang memulai fase “rebuild” tanpa Marquez, harus menyusun strategi jangka panjang untuk kembali ke puncak.
Di sisi lain, Yamaha memiliki Quartararo sebagai aset berharga dan dapat fokus menyusun rencana bersama pembalap muda berbakat ini untuk dua tahun ke depan.
Masa depan akan menentukan apakah keputusan Marc Marquez dan Fabio Quartararo tepat. Namun, satu hal yang pasti, kedua pembalap ini menunjukkan tekad dan strategi yang berbeda untuk meraih mimpi mereka: menjadi yang terbaik di dunia MotoGP.
Baca berita terbaru hari ini seputar MotoGP, Moto2, Moto3, F1 dan Otomotif di GPNesia.com melalui Google News + Facebook