Tim satelit MotoGP Pramac Yamaha untuk musim 2025 semakin menarik perhatian publik. Pramac Racing secara resmi meninggalkan Ducati untuk beralih ke Yamaha.
Salah satu alasan Pramac beralih dari pabrikan Italia ke pabrikan Jepang adalah kekecewaan dan sakit hati mereka terhadap Ducati.
Hal ini diungkapkan langsung oleh bos Pramac Racing, Paolo Campinoti. Menurut Campinoti, Ducati telah meremehkan Pramac Racing setelah Enea Bastianini (Ducati Lenovo) menyalip Jorge Martin (Pramac Racing) di lap terakhir MotoGP Italia 2024 di Sirkuit Mugello beberapa waktu lalu.
“Saya menahan diri untuk waktu yang lama karena hubungan pribadi dan persahabatan saya yang mendalam dengan Gigi Dall’Igna (General Manager Ducati Corse). Butuh waktu lama bagi saya untuk mencernanya. Tapi, saya mengambil keputusan ketika melihat Bastianini menyalip Martin di Mugello, membangkitkan antusiasme yang luar biasa di garasi Ducati,” kata Campinoti dikutip dari Motorsport.
“Saya mengerti (di sana ada) Davide Tardozzi, tapi ada juga Claudio Domenicali dan semua orang. Tapi mengapa mereka bersorak-sorai setelah Enea menyalip Martin di lap terakhir, bukankah Martin salah satu pebalap mereka?” sambung Campinoti.
Dalam wawancara dengan Sky Sport MotoGP, Campinoti juga menjelaskan lebih lanjut alasan berpisahnya Pramac Racing dengan Ducati.
Alasan tersebut adalah karena Ducati kini lebih fokus terhadap Marc Marquez. Campinoti menilai saat ini Ducati tidak lagi fokus terhadap pebalap muda dan lebih memilih pebalap ‘tua’ berpengalaman yang bisa mendatangkan banyak sponsor seperti Marquez.
Ini mirip dengan kasus di dunia sepak bola, di mana sebuah tim merekrut mega bintang Cristiano Ronaldo yang tak lagi muda, namun masih memiliki nilai komersial yang tinggi.
“Kami sampai pada situasi ini karena serangkaian situasi. Tim telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, dan kami telah menerima banyak tawaran, tetapi kami tidak pernah memperhitungkannya, tetap setia pada proyek ini. Sayangnya, dengan keputusan terbaru yang dibuat oleh Ducati, kami pikir mereka telah mengubah prioritas. Mereka fokus pada proyek lain: merekrut ‘Cristiano Ronaldo’, dan mengabaikan tim,” jelasnya.
“Proyek kami adalah mengembangkan para pebalap muda, untuk menunjukkan kepada mereka sebuah jalan. Pilihan Ducati untuk merekrut Marquez membuat kami sedikit kehilangan arah, dan itulah mengapa kami mendengarkan dengan penuh keyakinan tawaran Yamaha, dengan dasar bahwa proyek yang dilakukan Ducati sekarang berbeda dengan yang kami yakini,” tambahnya.
“Kami bekerja untuk mencapai sebuah tujuan. Keputusan Ducati untuk tidak mengontrak Martin, yang memimpin kejuaraan dunia dan telah memenangkan beberapa balapan, adalah keputusan yang tidak kami setujui. Mereka telah mengambil Cristiano Ronaldo-nya MotoGP, dan itu telah membawa konsekuensi,” pungkasnya.
Baca berita terbaru hari ini seputar MotoGP, Moto2, Moto3, F1 dan Otomotif di GPNesia.com melalui Google News + Facebook